Makam Syekh Subakhir asli ternyata di Indramayu

 

Seiring maraknya agama Islam di pulau jawa pada abad ke 15, beberapa daerah di pulau jawa salah satunya Indramayu pernah di kunjungi oleh beberapa Ulama dari Persia, Arab, China dan Thailand untuk syiar agama islam di daerah ini. 

Masuknya agama islam di Indramayu dimulai sejak Indramayu masih menjadi Kerajaan Pawanukan (administratif Majapahit) pada abad ke 14 dan 15. Ulama pertama yang datang ke Indramayu adalah Syekh Subakhir asal Persia yang datang sekitar tahun 1393 era kepemimpinan Raden Darma Kusuma Bhre Pawanukan ke III. 

Raden Darma Kusuma adalah anak Raden Bagus Gentong yaitu putra Nyi Ageng Bagelen atau Dewi Rara Wetan. Dia menjabat sebagai Bhre Pawanukan ke III pengganti Raden Bagus Gentong sebagai Bhre Pawanukan ke II. Raden Darma Kusuma juga seorang muslim yang di Islamkan oleh Syeikh Subakhir ini. 

Syekh Subakhir atau Syeikh Subaqir atau Syeikh Subakir termasuk waliallah di pulau jawa. Dalam catatan lain, bahwa Syeikh Subakhir adalah guru Raden Maulana Ali Wirasamudra atau Raden Bagus Wiralodra (pendiri Kesultanan Dermayu). 

Pada saat itu Raden Maulana Ali Wirasamudra atau Wiralodra putra Syeikh Abdul Faqih (Raden Jaka Samudra) dari Tidar (mataram) tahun 1467 pergi ke Pawanukan (Indramayu) untuk mendirikan kembali Kerajaan Pawanukan yang sudah tidak terurus oleh Majapahit. 

Pada saat Raden Wirasamudra (wiralodra) menebangi hutan di sekitar daerah Losarang dan San Tigi (cantigi) diganggu makhluk halus atau Raja Jin Pulomas. Lantas, Raden Maulana Ali Wirasamudra berguru kepada Syeikh Subakhir di Desa Gunungsari Gumi Hwang. 

Setelah lama berguru, Raden Maulana Ali Wirasamudra kembali ke San Tigi dengan Perang tanding dengan Raja Jij dan diselesaikan dengan menaklukan Raja Jin Pulomas itu. Setelah Kesultanan Dermayu berdiri, Syeikh Subakhir wafat di Desa Gunungsari Sukagumihwang Kesultanan Dermayu (Indramayu), disanapula Syeikh Subakhir bersama Syeikh Somadudin dan Nyi Gusti Mas Ratu Mandi istrinya dikebumikan. 



Lebih baru Lebih lama